Metamorfosis
Siswa Menjadi Mahasiswa
Mahasiswa
adalah tingkatan yang cukup tinggi dari siswa,karena bisa di lihat dari kata
Maha-siswa. Banyak yang bilang juga kalau mahasiswa adalah agen perubahan.
Terlepas dari itu semua,menjadi seorang mahasiswa berarti aku telah mendaki
setahap demi setahap tangga kehidupan. Namun sebelumnya tak pernah
terbayangkan sedikitpun bagi ku bisa menjadi seorang mahasiswa,tapi ternyata
hal ini benar-benar terjadi dalam kehidupanku. Terkadang sampai sekarang aku
masih belum percaya telah menjadi seorang mahasiswa,karena mengingat baru beberapa
waktu yang lalu aku masih menjadi seorang siswa SMA yang polos dan yang tidak
terlalu banyak tahu mengenai kehidupan sesungguhnya. Tapi ternyata waktu
berlalu begitu cepat hingga tidak terasa.
Pengalaman
pertama menjadi seorang mahasiswa cukup menantang,tapi di sisi lain ada rasa
bangga dan senang dalam hati ini karena dengan menjadi seorang mahasiswa,aku
sudah sedikit membahagiakan hati kedua orang tuaku. Dan kenapa aku mengatakan
menjadi seorang mahasiwa cukup menantang itu karena ada berbagai alasan. Alasan
yang pertama yaitu pertama menjadi mahasiswa dan itu berarti pertama juga
bagiku harus hidup merantau atau hidup jauh dari orang tua. Dan harus belajar
hidup mandiri, dimulai dari mempersiapkan kebutuhan sehari-hari sampai cuci
baju sendiri. Mengingat sebelumnya aku belum pernah hidup jauh dari orang
tua,jadi kehidupan merantau bagiku cukup sulit dan menantang. Dulu semasa SMA
kalau pulang sekolah tidak pernah namanya memikirkan harus makan apa,karena
sudah ada yang menyiapkan,tapi sekarang hal pertama yang ada dipikiran ku
ketika pulang kuliah adalah”aku mau makan apa? Dan beli dimana?”,hal itu
sekarang sudah menjadi memori tersendiri. Tidak hanya itu,seminggu hidup
merantau adalah hari-hari yang cukup berat,karena mungkin diri ini belum
terbiasa,jadi setiap makan ataupun tidur pasti ingin nangis karena kangen rumah
atau bahasa sekarangnya home sick. Selain itu juga hal yang paling sedih ketika
hidup merantau yaitu ketika sakit,karena tidak ada yang perhatian ataupun
merawat penuh kasih sayang dari orang tua dikala sakit,jadi apa-apa harus
dilakukan sendiri,mulai dari pergi ke dokter sendiri sampai beli obat. Sungguh
hari-hari yang penuh dengan cerita. Tapi ada juga cerita lucu ketika hidup
merantau yaitu, bisa hidup bersama dengan teman-teman SMA yang memiliki
karakter yang unik-unik,dan itu semua membuat aku melupakan sejenak kehidupan
merantau yang cukup berat.
Alasan kedua
yaitu ketika menjadi mahasiswa ternyata harus menjalani berbagai rangkaian
kegiatan ospek,di mulai dari ospek tingkat universitas hingga tingkat jurusan.
Manis dan pahit menjalani ospek sudah dirasakan,mulai dari dimarahin oleh
senior,bangun pagi-pagi buta,membawa barang-barang yang aneh sampai mengenal
teman baru dari penjuru nusantara. Dan sampai akhirnya bisa merasakan malam
puncak dari ospek tersebut yang sangat indah dan penuh dengan kehangatan.
Selain itu juga ketika menjadi seorang
mahasiswa berarti aku harus siap dengan segala konsekuensinya,seperti
mengerjakan tugas yang banyak dan harus bisa bersikap lebih dewasa terutama
dalam mengatur manajemen waktu antara tugas kuliah dengan tugas organisasi,dan
masih banyak lagi. Hal itulah yang membuat berbeda menjadi seorang mahasiswa.
Bisa
dikatakan bahwa kehidupan sebagai seorang siswa dan mahasiswa sangatlah berbeda
jauh,bagaikan langit dan bumi. Dulu saat menjadi seorang siswa aku masih
bersikap egois,menyepelekan hal-hal yang kecil dan masih menghindari masalah.
Sedangkan,setelah menjadi mahasiswa, aku dituntut untuk tidak egois,dan
bersikap dewasa dalam menghadapi masalah
yang ada di depan. Tapi pada kenyataannya semua proses tersebut sulit untuk
dijalankan,sebab terkadang diri ini masih berpola pikir seperti seorang siswa
bukannya mahasiswa. Salah satu contohnya yaitu ketika ada tugas yang diberikan oleh
dosen seminggu yang lalu,tapi aku terkadang mengerjakannya dengan SKS ( Sistem
Kebut Semalam). Dan tidak bisa membedakan mana prioritas dengan keinginan hawa
nafsu,yang terkadang diri ini lebih mementingkan keinginan hawa nafsu yang
sifat hanya sementara. Padahal dengan sikap seperti itu akan menyulitkan diriku
sendiri. Dan sikap seperti itu juga belum bisa dikatakan menjadi mahasiswa yang
sempurna
Bisa dikatakan metamorfosis dari siswa menjadi mahasiswa ibarat metamorfosis seekor ulat yang ingin menjadi seekor kupu-kupu yang indah.
Dan untuk menjadi seekor kupu-kupu yang indah,bukanlah proses yang mudah,karena
butuh pengorbanan dan perjuangan yang keras. Dan hal ini sedang mulai ku
coba,agar bisa seperti kupu-kupu yang indah itu. Walaupun dalam proses
metamorfosis ini aku masih belum cukup sempurna,agar layak menjadi seekor
kupu-kupu yang indah. Tapi aku tetap
semangat untuk menjalani hidup sebagai mahasiswa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar